What a hot and drowsy day... c'mon stay awake and hav fun with this 2 polaroid style maker online (u can add some if found it)...so cekidot!!!
(1). Poladroid (download the software 1st) great result and works on hi-resolution photo and you can find ur photo result easily :)
(2). Rollip (u dont have 2 download the software)but its kinda hard to download the result photo or maybe its just me.. :P
enjoy...it, but dont forget to finish your task coz im not im so addicted on this whauahuahauhaua >:)
Monday, November 30, 2009
Thursday, November 26, 2009
Winner for this week ( Best Illustration site i've found )
Besok Bubar - Cuci Otak a Review
Dah lama gak ngegambar nih, nymape kantor di tagih ilustrasi buat review Band Grunge Ternama Tanah Air :)) jadinya secepat kilat menggambar base on salah satu lagu favorit g di album ini..."Perangkap Tikus" enjoy and have a grunge day...
Seno Gumira Ajidarma pernah menulis sebuah buku yang judulnya sangat menggugah semangat perlawanan: Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara. Ketika fakta ditutup-tutupi, kesaksian dan ide harus tetap hidup dalam bentuk metafora dan simbol-simbol. Dalam seni. Dalam kata-kata, gambar, maupun lagu.
Dan disanalah Besok Bubar berdiri tegar. Ketika pemimpin bangsa ini lebih senang berpose daripada bertindak benar, ketika penjaga hukum malah memanfaatkan hukum untuk memperkaya diri, ketika dewan yang terhormat berkelakuan tidak lebih baik daripada anak TK ingusan, Besok Bubar menelurkan karyanya dan menawarkan alternatif penghibur hati di era kegelapan ini: Cuci Otak!
Apa yang lebih baik dibanding rangkaian lirik berikut, untuk menggambarkan situasi kita saat ini: “Perangkap siap menangkap si tikus... tikus pun panik tak bisa berkutik... Satu per satu tikus pada mampus... Aku hanya ingin rumahku bersih...”
Itu adalah impian kita semua. Hasrat kita yang terkubur dalam ketidakberdayaan. Untuk memberantas tikus sampai mampus. Sampai rumah kita bersih. Untuk hari esok yang lebih baik.
Tema yang sama, dengan pendekatan lirik berbeda, kembali muncul di nomor Raksasa, sebuah kolaborasi dengan Robi Navicula.
Amar, dibalik sosok jangkung dan rambutnya yang seperti pohon beringin, dibalik omong-kosongnya yang selalu diselingi kekehan a la Wiro Sableng ketika berdiri di panggung, ternyata memiliki kesadaran politik yang luar biasa mengagumkan. Lagu-lagunya, jika saya diijinkan memasukkannya dalam kotak klasifikasi, adalah perkawinan suara grunge yang berat dan berkecepatan tinggi dengan lirik sadar politik layaknya punk. Sama sekali bukan perkawinan yang jelek!
Pertanyaan, gugatan, dan tuntutan pada tatanan sosial yang ada menjadi menu utama album ini. Kritik pada institusi keagamaan, dan orang-orang yang kerap memberi cap kebenaran pada diri sendiri, dimuntahkan dalam Pahlawan Bertopeng. Koruptor menjadi bintang dalam Perangkap Tikus, Raksasa, dan Busung Lapar. Sajian televisi yang seperti sampah jadi bahan caci maki di Tivi Butut dan Cuci Otak. Gugatan yang tak kalah keras juga muncul di nomor lainnya, seperti Penguasa, Politrick, dan Diskriminasi.
Satu lagu yang saya kurang pahami, Bedtime Stories. Liriknya dalam bahasa Inggris sih!
Pramoedya Ananta Toer, yang batal memperoleh nobel sastra karena disabot oleh negaranya sendiri, paham betul bagaimana caranya menyelipkan dan memelihara semangat perlawanan dalam prosa-prosa indah. Sayangnya, petinggi militer kala itu tak kalah canggih dalam mengendus karya sastra bermutu tinggi, dan membakarnya!
Amar jelas beda kelas dibanding Pram. Yang satu menulis lirik yang tajam dan nyaris tanpa kiasan, satunya lagi menulis prosa yang lugas, indah, namun sekaligus penuh gugatan dan kritik pedas. Yang satu tukang minum bir, satunya lagi minum anggur menjelang tidur malam. Yang pertama ikon lokal, yang kedua adalah warisan budaya internasional.
Bagaimanapun, keduanya berpihak pada yang papa dan menawarkan hal yang sama: potret manusia menghadapi sebuah jaman. Sebuah gambaran yang merupakan media perenungan sekaligus tempat untuk melarikan diri sejenak dari kehidupan yang semakin tidak menentu. Sebuah ajakan untuk Cuci Otak!
by Eko Prabowo
Seno Gumira Ajidarma pernah menulis sebuah buku yang judulnya sangat menggugah semangat perlawanan: Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara. Ketika fakta ditutup-tutupi, kesaksian dan ide harus tetap hidup dalam bentuk metafora dan simbol-simbol. Dalam seni. Dalam kata-kata, gambar, maupun lagu.
Dan disanalah Besok Bubar berdiri tegar. Ketika pemimpin bangsa ini lebih senang berpose daripada bertindak benar, ketika penjaga hukum malah memanfaatkan hukum untuk memperkaya diri, ketika dewan yang terhormat berkelakuan tidak lebih baik daripada anak TK ingusan, Besok Bubar menelurkan karyanya dan menawarkan alternatif penghibur hati di era kegelapan ini: Cuci Otak!
Apa yang lebih baik dibanding rangkaian lirik berikut, untuk menggambarkan situasi kita saat ini: “Perangkap siap menangkap si tikus... tikus pun panik tak bisa berkutik... Satu per satu tikus pada mampus... Aku hanya ingin rumahku bersih...”
Itu adalah impian kita semua. Hasrat kita yang terkubur dalam ketidakberdayaan. Untuk memberantas tikus sampai mampus. Sampai rumah kita bersih. Untuk hari esok yang lebih baik.
Tema yang sama, dengan pendekatan lirik berbeda, kembali muncul di nomor Raksasa, sebuah kolaborasi dengan Robi Navicula.
Amar, dibalik sosok jangkung dan rambutnya yang seperti pohon beringin, dibalik omong-kosongnya yang selalu diselingi kekehan a la Wiro Sableng ketika berdiri di panggung, ternyata memiliki kesadaran politik yang luar biasa mengagumkan. Lagu-lagunya, jika saya diijinkan memasukkannya dalam kotak klasifikasi, adalah perkawinan suara grunge yang berat dan berkecepatan tinggi dengan lirik sadar politik layaknya punk. Sama sekali bukan perkawinan yang jelek!
Pertanyaan, gugatan, dan tuntutan pada tatanan sosial yang ada menjadi menu utama album ini. Kritik pada institusi keagamaan, dan orang-orang yang kerap memberi cap kebenaran pada diri sendiri, dimuntahkan dalam Pahlawan Bertopeng. Koruptor menjadi bintang dalam Perangkap Tikus, Raksasa, dan Busung Lapar. Sajian televisi yang seperti sampah jadi bahan caci maki di Tivi Butut dan Cuci Otak. Gugatan yang tak kalah keras juga muncul di nomor lainnya, seperti Penguasa, Politrick, dan Diskriminasi.
Satu lagu yang saya kurang pahami, Bedtime Stories. Liriknya dalam bahasa Inggris sih!
Pramoedya Ananta Toer, yang batal memperoleh nobel sastra karena disabot oleh negaranya sendiri, paham betul bagaimana caranya menyelipkan dan memelihara semangat perlawanan dalam prosa-prosa indah. Sayangnya, petinggi militer kala itu tak kalah canggih dalam mengendus karya sastra bermutu tinggi, dan membakarnya!
Amar jelas beda kelas dibanding Pram. Yang satu menulis lirik yang tajam dan nyaris tanpa kiasan, satunya lagi menulis prosa yang lugas, indah, namun sekaligus penuh gugatan dan kritik pedas. Yang satu tukang minum bir, satunya lagi minum anggur menjelang tidur malam. Yang pertama ikon lokal, yang kedua adalah warisan budaya internasional.
Bagaimanapun, keduanya berpihak pada yang papa dan menawarkan hal yang sama: potret manusia menghadapi sebuah jaman. Sebuah gambaran yang merupakan media perenungan sekaligus tempat untuk melarikan diri sejenak dari kehidupan yang semakin tidak menentu. Sebuah ajakan untuk Cuci Otak!
by Eko Prabowo
walking while sleeping
Wednesday, November 25, 2009
Tuesday, November 24, 2009
i wish i can draw something...
Damn i wish i can draw something at least one doodle or something to write on Urban Skethers has put me into their list but i dont even have anything to draw even a litle sketchs of something :(....all im doing for the past 2 weeks is only hang out with PJID's (enjoying this one), sleeeping, working, working and never stop working...on the other sides they were chasing me like shadow of my own...
Monday, November 23, 2009
Thursday, November 19, 2009
Thursday, November 12, 2009
Wednesday, November 11, 2009
Thursday, November 5, 2009
Wednesday, November 4, 2009
Bearpunk PRJKT
Actually im planning to buy some blank Munny DIY Toy, but damn its quite expensive here the price is 150K IDR (add 50K and i can get a Moleskine Sketchbook!!!) but magic thing happened :) i found this one in other shop only 35K with exactly same material like munny had, hehehehe so lets "destroy" this one in cool ways..so check out for more updates.
Subscribe to:
Posts (Atom)