02.Chelonia mydas, si penyu hijau
Orang Bali gemar menari. Orang Papua pintar memahat patung bermotif hewan. Orang Jawa? Ada dimana-mana! Lalu apa kesamaan ketiganya? Chelonia mydas, Penyu hijau!
Yap! Di sepanjang garis pantai ketiga pulau itu, juga di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, berenanglah dia, si Penyu hijau. Menghany...utkan cangkang lebarnya dalam “gyre”, lorong-lorong arus bawah permukaan rahasia yang menghubungkan seluruh samudera di dunia. Mengembara sepanjang hidupnya, mengarungi perairan tropis yang hangat dan penuh warna, hingga dingin dan kejamnya perairan sub-tropis yang kelabu.
Jika si Mydas hijau ini berkeliaran di seluruh dunia, kenapa kita mesti khawatir? Sederhana saja: karena dalam lima generasi terakhir, jumlah Penyu hijau betina yang bersarang di pantai berkurang sebanyak 67%! Bahkan kini mereka sudah resmi dinyatakan hilang dari perairan Israel.
Bagian paling menyedihkan dari kisah Penyu hijau adalah bahwa kitalah, manusia, yang menjadi ancaman utama mereka. Konsumsi telur penyu, yang digadang-gadang sebagai obat kuat, mendesak mereka ke jurang kepunahan.
The IUCN Red List of Threatened Species, dengan mempertimbangkan penurunan populasi yang sangat cepat, menempatkan si Hijau dalam kategori Endangered, tiga langkah sebelum kepunahan total.
Jadi ingatlah Mydas si hijau setiap kali kita menyantap telur mata sapi, telur orak-arik, atau telur dadar pada saat sarapan. Berjanjilah bahwa kita akan membiarkan penyu-penyu hijau kecil itu nyaman berenang dalam “gyre”, alih-alih dalam lautan asam lambung kita yang berbau busuk!
Teks: Eko Prabowo
Art: Davro
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment