Tuesday, May 11, 2010

Pearl Jam Nite V: Endangered Species Campaign, Day 7

07.Barbourula kalimantanensis si kodok kalimantan



Kodok Kalimantan: Bila Charles Darwin meneliti Indonesia, alih-alih Galapagos, mungkin teori evolusinya akan lebih akurat dan tidak menjaring terlampau banyak perdebatan. Teori Darwin sering diserang melalui celah kurang banyaknya sampel spesies yang diambilnya.

Indonesia adalah negara yang kaya dengan anomali spesies. Di negeri kita, banyak sekali spesies-spesies unik ditemukan, yang sampai detik ini masih terus berkembang daftarnya. Salah satunya adalah kodok penghuni hutan Kalimantan, yang ditemukan oleh zoologis lokal bernama Djoko Iskandar pada tahun 1978. Pertama kali didefinisikan, kodok ini hanya dikenal dengan istilah kodok berkepala rata, menyusul bentuk morfologisnya. Namun penelitian lebih lanjut mengindikasikan suatu anomali fisio-morfologis yang mungkin bisa menhubungkan spekulasi evolutif binatang-binatang amfibi.

Di antara binatang amfibi, hanya jenis kodok yang mempunyai struktur pernafasan darat lengkap dengan paru-paru. Sementara amfibi lain seperti salamander tidak mempunyai paru-paru. Garis tegas antara keluarga kodok dan amfibi lain ini kemudian dikaburkan oleh keberadaan kodok Kalimantan (Barbourula kalimantanensis). Penelitian lanjutan usai spesies ini ditemukan Djoko Iskandar menunjukkan bahwa kodok Kalimantan adalah satu-satunya spesies kodok yang tidak mempunyai paru-paru. Ia bernafas langsung melalui rongga kulitnya.

Itu adalah salah satu penemuan definitif di bidang zoologi, terlebih lagi, menjadi sampel spesies unik yang bisa dikembangkan sebagai penyempurnaan teori evolusi Darwin. Indonesia adalah palet evolutif dengan ragam sampel spesies-spesies unik. Salah satunya adalah kodok Kalimantan, yang saat ini keberadaannya di alam liar makin terdesak dengan hilangnya habitat hutan Borneo. Itu masih diperparah dengan tingginya tingkat polusi yang menghinggapi sungai tempat spesies ini tinggal.

text by Hilman Taofani
art by Davro

No comments: